Batu landak atau geliga yang ditemukan di Padang Tiji, Kab, Pidie (Foto Repro Meme) |
Banyak hal aneh terjadi di zaman modern ini. Keanehan yang tidak masuk akal itu terjadi pada apa saja, sebut saja seseorang yang mendadak kaya karena menemukan suatu benda yang dimuntahkan paus di lautan atau batu-batu gunung yang dihargai gila-gilaan karena dianggap memiliki magis (batu giok). Dan yang satu ini masih seputaran batu, tapi bukan batu cincin, tapi batu landak atau yang sering dinamakan dengan geliga landak.
Beberapa hari yang lalu (10/1) Keuchik Wan, warga Gp. Suyo Paloh
Kec. Padang Tiji Kab. Pidie menembak mati seekor landak yang berkeliaran di
kebunnya. Keuchik Wan bersama dua rekannya saat itu sedang menunggui pohon
rambutan dari binatang pengganggu malam. Tak disangka seekor landak menerobos
masuk kebun. Dia pun membidik hewan berbulu tombak itu dengan senapan angin.
Sang landak pun mati. Pria pekebun itu menemukan sesuatu yang langka di dalam
tubuh landak itu setelah tubuhnya dibedah. Dia menemukan sebuah batu seukuran
telur angsa. Batu berwarna coklat kemerahan itu sepintas terlihat biasa saja,
tapi karena ditemukan dalam tubuh landak nilainya pun menjadi tinggi. Keuchik
Wan berhasil menjualnya dengan harga yang nyaris tidak dapat dipercaya, 83 juta
rupiah. Seorang agen benda langka dari Bireun membelinya dengan uang kontan.
Uang sebanyak itu mereka bagi rata bertiga dan sebagiannya disedekahkan serta
dibuat kenduri syukuran.
Mungkin banyak pikiran simpang siur yang berkelebat di kepala kita,
mungkinkah batu itu dibeli semahal itu? Atau batu itu seharusnya dijual dengan
harga yang lebih mahal lagi? Tapi apa sih
kegunaan batu landak sehingga orang di era modern ini punya cukup nyali
membelinya dengan uang yang tidak sedikit? Kebanyakan orang walaupun masih
meragukan, tapi meyakini bahwa batu landak setidaknya mempunyai satu kelebihan
tersendiri dan yang kebanyakan masyarakat pahami bahwa batu landak dapat
menjadi obat kebal dari senjata tajam. Bisa dimaklumi kalau orang kaya
memburunya dengan harga di atas angin. Tapi benarkah demikian? Setelah
dilakukan crosscheck pada batu landak yang ditemukan di Padang Tiji, ternyata
batu landak tersebut sama sekali tidak membuat kebal apalagi anti begal. Atau
kebetulan saja batu landak ini tidak membuat kebal, tapi batu landak di tempat
lain sebaliknya? Entahlah! Yang jelas geliga ini diperjualbelikan bukan
karena kebal tidaknya si pemakainya, tapi lebih sebagai penegasan eksklusif dan
unik. Sesuatu yang aneh dan langka sekarang ini lebih popular walaupun tidak
mendatangkan manfaat tertentu. Kalau dipikir-pikir seharusnya lebih berkesan
primitif ya? Itulah keanehan zaman inow (Aceh),
karena roda masa terus berputar pada sumbunya, sesuatu yang di atas harus terjun
ke bawah, sementara yang berkalang tanah di bawah siap-siap mengorbit dan
bersinar di atas sampai masanya berjaya dan kembali lagi ke siklus semula. Kembali ke masalah geliga atau batu landak, orang Cina menggunakannya untuk pengobatan, khususnya leukimia dan kanker. Kalau harga geliga semakin menggila ditakutkan landak akan punah dari muka bumi. Save Mr. and Mrs. Porcupine!
Baca Juga:
Baca Juga:
0 Comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda, tetaplah membaca artikel selanjutnya.