Berani? Ayo Sambangi Gua Ular di Padang Tiji

www.meucensemua.blogspot.com
Dua pemuda sedang mengamati pintu Gua Uleue (Foto: Al-Fatwa)

Sebagai daerah yang diapit beberapa pegunungan, Padang Tiji memiliki sejumlah potensi wisata yang mengagumkan. Yang sangat fenomenal tentu saja Lingkok Kuwieng (nama lamanya Uruek Meuh) yang dinobatkan sebagai Grand Canyon-nya Aceh. Tahukah Anda sebenarnya Krueng Rajui/Krueng Uruek Meuh ini adalah inti kemolekan yang Padang Tiji miliki. Sepanjang aliran sungai yang berliku ini ditemukan tempat-tempat genangan air yang dalam (Aceh: tuwi/angkok) dengan relief bebatuan yang eksotik. Juga dijumpai tebing sungai yang curam dan memesona. Tak ketinggalan pula sejumlah gua alami yang berjejeran di sekitar tebing sungai Uruek Meuh ini.

Dan inilah gua yang paling ekstrim di antara gua-gua tersebut. Namanya Gua Uleue. Jangan tanyakan berapa ekor ular yang berumah di gua ini. Karena kami sendiri hanya berani menatap pintunya saja. Selebihnya hanya mencoba menerangi bagian dalam gua yang gelap dan senyap itu dengan sinar senter. Memang tak kelihatan kalau di situ ada sejoli piton yang menguap atau bayinya yang sedang bermalas-malasan. Maklum, di dalam sana ada sekat-sekat alami yang tak mungkin ditembusi cahaya senter. Ditambah lagi dengan kontur mulut gua yang menjorok ke perut bumi. Hal ini menyulitkan pengamatan ke kedalaman gua selain dengan masuk dan memeriksanya secara langsung apa saja penghuni rumah alam tersebut. Persoalannya tidak ada yang bersedia tunjuk tangan sebagai voluntir, mungkin Anda?


 www.meucensemua.blogspot.com
Dua ekor piton di pintu masuk gua (Foto: Al Fatwa)


 www.meucensemua.blogspot.com
Tebing curam di sekitar gua Uleue (Foto: Al Fatwa)

Di era 80-an, saat hutan-hutan di sekitar sungai ini masih sangat rapat, ada beberapa voluntir komunitas pelajar Al-Fatwa Padang Tiji yang menerabas masuk Gua Uleue ini. Dari cerita mereka diketahui kalau di dalamnya sangat banyak ular. Bahkan di mulutnya yang tumbuh pohon-pohon hijau, sebagian besar tertutupi ular. Mulai dari rantingnya sampai dedaunannya. Di mana-mana dijumpai ular. Si pemberani ini menurut cerita sempat mengusap beberapa ular yang nempel di atas dahan. Saking menikmatinya, ular-ular ini hanya mengangguk-angguk saja dengan malasnya. Bahkan dia menyediakan lapak di kepalanya untuk dirayapi ular. Tentu saja kawan ini paham dengan dunia si ular.

Sebagai informasi, ular gua berbeda karakter dengan ular yang hidup di alam terbuka. Ular gua cenderung pemalas dan masa bodo alias cuek. Sebagai predator, ular gua ogah mengganggu manusia kecuali dalam keadaan terpaksa seperti terancam jiwanya dengan cara terinjak atawa lainnya. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan berumah di gua sebenarnya mereka hidup di gudang dolog. Gua adalah sarangnya para vampire kecil penyuka gelap, kelelawar. Nah,kelelawar-kelelawar ini secara bergantian menyediakan makanan yang sangat cukup untuk ular-ular, baik dari segi gizi maupun kuantitasnya. Asupan nutrisi daging kelelawar sangat memanjakan lidah ular-ular ini sehingga mereka malas move on ke rumah lain. Dapat dibayangkan mereka akan beranak-pinak dan bercucu-cicit di dalam gua seperti Gua Uleue ini. Lantas seberapa banyakkah warga Gua Uleue ini?


Konon, kabarnya, Gua Uleue sekarang tidak lagi memiliki stok ular yang luar biasa banyak karena sering didatangi pawang ular yang menurut radio meuigoe (isu) berasal dari daerah Meulaboh. Ular-ular ini digotong keluar oleh pawang illegal ini untuk tujuan komersil. Bila tidak ada pihak yang peduli, mungkin saja beberapa tahun ke depan Gua Uleue ini hanya tinggal namanya saja. Tapi Anda jangan putus asa dulu, kami yakin stok ular masih cukup untuk menguji keberanian Anda. Paling tidak, dua-tiga ular jenis piton pasti menyambut kedatangan Anda di pintu masuk gua. Mereka biasanya nongkrong di celah-celah karang. Kalau Anda terlanjur melangkah jauh ke dalam untuk menguji adrenalin Anda mungkin, atau sekedar menyorot ke dalam gua, maka ular-ular yang sopan itu berada di atas kepala Anda tanpa Anda sadari. Sebaiknya selidiki dulu sekeliling dinding batu mulut gua tersebut.

Gua Uleue dapat dicapai dari Seulasak, Blang Putek, Padang Tiji. Posisinya di atas tebing sungai sedikit membutuhkan kehati-hatian saat menysusuri tebing yang curam dan licin itu. Sebelum naik tebing, Anda akan disuguhi pemandangan indah Angkok Pineung (nama baru: Tuwi Gajah) yang menjadi kolam alami anak muda Padang Tiji. Di sinilah kolam mandi yang sebenarnya. Airnya yang hijau menggoda membuat Anda betah berenang atau terjun dari ketinggian tebing karangnya yang menawan. Angkok Pineung ini telah diekspose tv nasional lewat ekspedisi motor trail mereka. Untuk mengobati rasa penasaran Anda, ada baiknya Anda tonton video berikut ini:




Sedikit tambahan, gua Uleue ini berdampingan dengan beberapa gua lain yang tak kalah menarik dan punya rahasia tersendiri. Sebut saja, Gua Kareueng Puteh, Gua Meuncanang, Gua Muslimin, Gua Seuladang dan beberapa gua lain. Hampir semua gua di kawasan Blang Putek ini dihuni reptil melata tak berkaki itu. Tapi jangan takut, mereka tidak berminat pada Anda karena mereka hidup di restoran alami yang segala kebutuhan makanannya senantiasa terjaga. Ayo, berkunjung ke sana, ke Gua Uleue atawa gua-gua lain sembari menikmati tebing karang dan sungai Uruek Meuh ini yang keindahannya bisa diuji. Atau sekedar mengisi liburan Anda untuk mandi di kolam alami Angkok Pineung ini.


Baca Juga:

  1. Viral dan Misterius! Di Sinilah Kampung Kuno Suku Mante 
  2. Asai Mula Guha Tujoh 
  3. Asai Mula Gua Tujoh (TAMAT)
  4. Ternyata di Laweung Selain Gua Tujoh Ada Gua Lebah
  5. Batu Landak ini Laku 83 Juta 
 

1 comment:

  1. Biarpun ular-ularnya malas-malasan dan ga doyan nyerang, ngeri juga ya kalo dirayapi. iChal

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan Anda, tetaplah membaca artikel selanjutnya.