Puisi Ramadhan

www.meucensemua.blogspot.com
Ilustrasi: Okman Ghadova


Seribu bulan pada semalam
Seribu kebaikan pada satu kebaikan
Berjuta kemenangan dalam sebulan
Tidakkah mengusik nurani?

Duhai jiwa, betapa terbuai dalam embusan hawa
Gerimis hujan telah reda
Butiran embun masih bertahan di ujung helai daun pisang
Tanah pun hitam basah menyambutnya


Mentari kecil menyibak sekawan awan
Menyuplai energi pada tetumbuhan bumi
Lama kelamaan semakin benderang
Sampai badan akan gemetaran

Rembulan muncul dari balik kabut
Tersenyum manis bagaikan budiadari
Kelembutannya datangkan bahagia
Sampai lupa pada jati dirinya

Semut-semut berbaris teratur
Dari bayi sampai yang renta
Mulut mengunyah mencicipi manis
Bukanlah gula, tapi manis Ramadhan

Mata tak buta banyak melihat
Telinga tak bersumbat banyak mendengar
Pikiran tak terpagar mengukir angan-angan
Parit kehinaan merajut hari-hari
Karena Tuhan menyayangi
Bukan memaki
Diterimanya yang bercela
Hanya pada bulan yang cemerlang

Marhaban ya Ramadhan


Baca Juga:



 

0 Comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda, tetaplah membaca artikel selanjutnya.